Sabtu, 12 Maret 2011

Pencegah Kemandulan
1. Tambah asupan vitamin C anda.
Kekurangan vitamin C bisa menyebabkan sperma menggumpal, dan kasus ini mencapai 16 persen di antara semua pria yang mandul. Dan beberapa studi telah menunjukkan bahwa suplemen vitamin C setiap hari ternyata meningkatkan kesuburan di kalangan pria perokok. “Vitamin C adalah antioksidan yang membuat membran-membran sel menjadi stabil dan ini bermanfaat baik bagi sperma,” kata Larry Lipschultz, M.D., dosen urologi di Baylor College of Medicine di Houston.
Tidak ada ruginya bila anda mengkonsumsi antara 1000 hingga 1500 miligram vitamin C setiap hari. Buah-buahan seperti jeruk, mangga, semangka, strawberi dan sayuran seperti brokoli, tomat, dan kecambah adalah makanan yang kaya dengan vitamin C.
2. Redakan stres anda.
Walaupun dokter belum tahu mengapa stres yang berlebihan dapat mengurangi hitungan sperma, mempraktikkan teknik-teknik meredakan stres seperti biofeedback atau relaksasi otot progresif bisa ada gunanya, kata Dr. Moskowitz.
3. Usahakan gairah anda memuncak.
 Pria yang sangat terangsang ketika sedang bersanggama memancarkan semen lebih banyak dan menghasilkan sperma lebih kuat, kata Niels H. Lauersen, M.D., Ph.D., salah seorang pendiri New York Society of Reproductive Medicine di New York City dan pengarang Getting Pregnant. Usahakan agar percumbuan atau foreplay anda berlangsung sekurangnya 20 menit, sarannya.
4. Mengatur jadwal.
Hindari hubungan intim selama dua hingga lima hari sebelum pasangan anda menurut dugaan akan mengalami ovulasi, kata Dr. Lauersen. Ini akan meningkatkan hitungan sperma, dan persentase sperma sehat yang akan anda pancarkan bisa lebih tinggi.
5. Jangan berolahraga berlebihan.
Orang yang berolahraga secara berlebihan bisa mengurangi hitungan sperma mereka karena suhu yang meningkat di sekitar testis selama kegiatan yang sangat mengerahkan tenaga, kata Mary Jane De Souza, Ph.D., seorang spesialis fisiologi olahraga di University of Connecticut Health Center di Farmington.
Dalam studi di sana, para peneliti menemukan bahwa para pelari yang berlatih lebih dari 90 kilometer per minggu mempunyai hitungan sperma lebih rendah dan sel-sel sperma kurang matang daripada pria berlari kurang dari 50 kilometer per minggu.
Namun, latihan aerobik yang takarannya sedang seperti berjalan cepat atau berenang, tiga kali seminggu, masing-masing selama 20 menit, tidak akan mempengaruhi produksi sperma, kata Eli Reshef, M.D., seorang spesialis endokrinologi reproduksi di University of Oklahoma Health Sciences Center di Oklahoma City.
6. Memakai celana bokser.
Walaupun mungkin tidak seefektif yang diyakini oleh sebagian orang, mengganti celana dalam ketat dengan celana bokser atau celana kolor mungkin dapat menaikkan hitungan sperma anda, pasalnya testis anda akan lebih sejuk. “Kepercayaan ini mungkin cukup berdasar, tetapi kami tidak menemukan perbedaan mencolok dalam produksi sperma ketika seorang pria mengganti celana dalam yang pas dengan celana bokser,” kata Dr. Galen. Namun apabila anda ingin mencobanya, silakan saja, tidak ada ruginya, tambahnya.
7. Turunkan berat beberapa kilogram.
Apabila anda kelebihan berat badan, menurunkan berat beberapa kilogram mungkin meningkatkan kesuburan anda. “Apabila anda kelebihan berat badan dan lemak dapat membungkus testis anda, menaikkan temperatur disitu dan membunuh sperma di dalamnya,” kata Dr. Lipschultz.
8. Cermati antibiotika yang anda minum.
Walaupun antibiotika begitu berperan dalam kemandulan, ada beberapa jenis yang ikut mempengaruhi mutu sperma dengan menurunkan hitungan sperma dan kelincahan gerak sperma, atau kemampuan “berenang” nya. Yang tergolong kelompok ini adalah nitrofuran, contohnya, furazone, dan macrolides, misalnya eritromisin. Minta penisilin atau quinolone, misalnya cinoxacin (Cinobac), sebagai ganti.
9. Turunkan suhu mandi sauna.
Duduk di kamar mandi sauna atau di air hangat, atau mandi air hangat biasa pada suhu lebih dari temperatur tubuh untuk periode yang terlalu lama dapat menurunkan prodoksi sperma, kata Wolfram Nolten, M.D., profesor ahli endokrinologi di University of Wisconsin Madison Center for Health Stuies. Jangan menghabiskan waktu lebih dari 15 menit sehari di bak hangat atau sauna, dan usahakan agar suhunya tidak lebih dari 36,5 C.
10. Simpan pelumas anda.
Jeli atau bahan pelumas lain mungkin buat hubungan intim lebih lancar, tetapi bahan ini dapat mengurangi kelincahan sperma, belum lagi kalau mengandung spermisida, kata Dr. Nolten.
11. Berhenti merokok.
Jika anda merokok, peluang anda untuk menjadi seorang ayah bisa terbang bersama asap rokok, kata Dr. Galen. Merokok tampaknya mempunyai kaitan dengan lamban dan rendahnya hitungan sperma, dan selain itu penelitian menemukan bahwa keguguran meningkat 64 persen apabila kedua pasangan merokok atau bahkan meskipun hanya sang pria yang merokok.
12. Batasi minum alkohol.
Alkohol berlebihan dapat menurunkan hitungan sperma. “Minum secukupnya saja,” kata Dr. Galen. “Anjuran saya adalah, jangan lebih dari satu atau dua takar sehari.”
13. Hindari obat terlarang.
Pemakaian marijuana dan obat-obat terlarang lain selama jangka panjang berakibat menurunnya hitungan sperma dan tidak normalnya pola perkembangan sperma, kata Dr. Galen.

Sabtu, 26 Februari 2011

D.N.Aidit

Dipa Nusantara Aidit yang lebih dikenal dengan DN Aidit (lahir di Tanjung Pandan, Belitung, 30 Juli 1923 – meninggal di Boyolali, Jawa Tengah, 22 November 1965 pada umur 42 tahun) adalah Ketua Komite Sentral Partai Komunis Indonesia (CC-PKI). Ia dilahirkan dengan nama Achmad Aidit di Belitung, dan dipanggil "Amat" oleh orang-orang yang akrab dengannya. Di masa kecilnya, Aidit mendapatkan pendidikan Belanda. Ayahnya, Abdullah Aidit, ikut serta memimpin gerakan pemuda di Belitung dalam melawan kekuasaan kolonial Belanda, dan setelah merdeka sempat menjadi anggota DPR (Sementara) mewakili rakyat Belitung. Abdullah Aidit juga pernah mendirikan sebuah perkumpulan keagamaan, "Nurul Islam", yang berorientasi kepada Muhammadiyah.

Terlibat dalam politik

Menjelang dewasa, Achmad Aidit mengganti namanya menjadi Dipa Nusantara Aidit. Ia memberitahukan hal ini kepada ayahnya, yang menyetujuinya begitu saja.
Dari Belitung, Aidit berangkat ke Jakarta, dan pada 1940, ia mendirikan perpustakaan "Antara" di daerah Tanah Tinggi, Senen, Jakarta Pusat. Kemudian ia masuk ke Sekolah Dagang ("Handelsschool"). Ia belajar teori politik Marxis melalui Perhimpunan Demokratik Sosial Hindia Belanda (yang belakangan berganti nama menjadi Partai Komunis Indonesia). Dalam aktivitas politiknya itu pula ia mulai berkenalan dengan orang-orang yang kelak memainkan peranan penting dalam politik Indonesia, seperti Adam Malik, Chaerul Saleh, Bung Karno, Bung Hatta, dan Prof. Mohammad Yamin. Menurut sejumlah temannya, Hatta mulanya menaruh banyak harapan dan kepercayaan kepadanya, dan Achmad menjadi anak didik kesayangan Hatta. Namun belakangan mereka berseberangan jalan dari segi ideologi politiknya.
Meskipun ia seorang Marxis dan anggota Komunis Internasional (Komintern), Aidit menunjukkan dukungan terhadap paham Marhaenisme Sukarno dan membiarkan partainya berkembang. Ia berhasil menjadi Sekjen PKI, dan belakangan Ketua. Di bawah kepemimpinannya, PKI menjadi partai komunis ketiga terbesar di dunia, setelah Uni Soviet dan RRC. Ia mengembangkan sejumlah program untuk berbagai kelompok masyarakat, seperti Pemuda Rakyat, Gerwani, Barisan Tani Indonesia (BTI), Lekra, dan lain-lain.
Dalam kampanye Pemilu 1955, Aidit dan PKI berhasil memperoleh banyak pengikut dan dukungan karena program-program mereka untuk rakyat kecil di Indonesia. Dalam dasawarsa berikutnya, PKI menjadi pengimbang dari unsur-unsur konservatif di antara partai-partai politik Islam dan militer. Berakhirnya sistem parlementer pada tahun 1957 semakin meningkatkan peranan PKI, karena kekuatan ekstra-parlementer mereka. Ditambah lagi karena koneksi Aidit dan pemimpin PKI lainnya yang dekat dengan Presiden Sukarno, maka PKI menjadi organisasi massa yang sangat penting di Indonesia.
Menjelang dewasa, Achmad Aidit mengganti namanya menjadi Dipa Nusantara Aidit. Ia memberitahukan hal ini kepada ayahnya, yang menyetujuinya begitu saja.
Dari Belitung, Aidit berangkat ke Jakarta, dan pada 1940, ia mendirikan perpustakaan "Antara" di daerah Tanah Tinggi, Senen, Jakarta Pusat. Kemudian ia masuk ke Sekolah Dagang ("Handelsschool"). Ia belajar teori politik Marxis melalui Perhimpunan Demokratik Sosial Hindia Belanda (yang belakangan berganti nama menjadi Partai Komunis Indonesia). Dalam aktivitas politiknya itu pula ia mulai berkenalan dengan orang-orang yang kelak memainkan peranan penting dalam politik Indonesia, seperti Adam Malik, Chaerul Saleh, Bung Karno, Bung Hatta, dan Prof. Mohammad Yamin. Menurut sejumlah temannya, Hatta mulanya menaruh banyak harapan dan kepercayaan kepadanya, dan Achmad menjadi anak didik kesayangan Hatta. Namun belakangan mereka berseberangan jalan dari segi ideologi politiknya.
Meskipun ia seorang Marxis dan anggota Komunis Internasional (Komintern), Aidit menunjukkan dukungan terhadap paham Marhaenisme Sukarno dan membiarkan partainya berkembang. Ia berhasil menjadi Sekjen PKI, dan belakangan Ketua. Di bawah kepemimpinannya, PKI menjadi partai komunis ketiga terbesar di dunia, setelah Uni Soviet dan RRC. Ia mengembangkan sejumlah program untuk berbagai kelompok masyarakat, seperti Pemuda Rakyat, Gerwani, Barisan Tani Indonesia (BTI), Lekra, dan lain-lain.
Dalam kampanye Pemilu 1955, Aidit dan PKI berhasil memperoleh banyak pengikut dan dukungan karena program-program mereka untuk rakyat kecil di Indonesia. Dalam dasawarsa berikutnya, PKI menjadi pengimbang dari unsur-unsur konservatif di antara partai-partai politik Islam dan militer. Berakhirnya sistem parlementer pada tahun 1957 semakin meningkatkan peranan PKI, karena kekuatan ekstra-parlementer mereka. Ditambah lagi karena koneksi Aidit dan pemimpin PKI lainnya yang dekat dengan Presiden Sukarno, maka PKI menjadi organisasi massa yang sangat penting di Indonesia.
Menjelang dewasa, Achmad Aidit mengganti namanya menjadi Dipa Nusantara Aidit. Ia memberitahukan hal ini kepada ayahnya, yang menyetujuinya begitu saja.
Dari Belitung, Aidit berangkat ke Jakarta, dan pada 1940, ia mendirikan perpustakaan "Antara" di daerah Tanah Tinggi, Senen, Jakarta Pusat. Kemudian ia masuk ke Sekolah Dagang ("Handelsschool"). Ia belajar teori politik Marxis melalui Perhimpunan Demokratik Sosial Hindia Belanda (yang belakangan berganti nama menjadi Partai Komunis Indonesia). Dalam aktivitas politiknya itu pula ia mulai berkenalan dengan orang-orang yang kelak memainkan peranan penting dalam politik Indonesia, seperti Adam Malik, Chaerul Saleh, Bung Karno, Bung Hatta, dan Prof. Mohammad Yamin. Menurut sejumlah temannya, Hatta mulanya menaruh banyak harapan dan kepercayaan kepadanya, dan Achmad menjadi anak didik kesayangan Hatta. Namun belakangan mereka berseberangan jalan dari segi ideologi politiknya.
Meskipun ia seorang Marxis dan anggota Komunis Internasional (Komintern), Aidit menunjukkan dukungan terhadap paham Marhaenisme Sukarno dan membiarkan partainya berkembang. Ia berhasil menjadi Sekjen PKI, dan belakangan Ketua. Di bawah kepemimpinannya, PKI menjadi partai komunis ketiga terbesar di dunia, setelah Uni Soviet dan RRC. Ia mengembangkan sejumlah program untuk berbagai kelompok masyarakat, seperti Pemuda Rakyat, Gerwani, Barisan Tani Indonesia (BTI), Lekra, dan lain-lain.
Menjelang dewasa, Achmad Aidit mengganti namanya menjadi Dipa Nusantara Aidit. Ia memberitahukan hal ini kepada ayahnya, yang menyetujuinya begitu saja.
Dari Belitung, Aidit berangkat ke Jakarta, dan pada 1940, ia mendirikan perpustakaan "Antara" di daerah Tanah Tinggi, Senen, Jakarta Pusat. Kemudian ia masuk ke Sekolah Dagang ("Handelsschool"). Ia belajar teori politik Marxis melalui Perhimpunan Demokratik Sosial Hindia Belanda (yang belakangan berganti nama menjadi Partai Komunis Indonesia). Dalam aktivitas politiknya itu pula ia mulai berkenalan dengan orang-orang yang kelak memainkan peranan penting dalam politik Indonesia, seperti Adam Malik, Chaerul Saleh, Bung Karno, Bung Hatta, dan Prof. Mohammad Yamin. Menurut sejumlah temannya, Hatta mulanya menaruh banyak harapan dan kepercayaan kepadanya, dan Achmad menjadi anak didik kesayangan Hatta. Namun belakangan mereka berseberangan jalan dari segi ideologi politiknya.
Meskipun ia seorang Marxis dan anggota Komunis Internasional (Komintern), Aidit menunjukkan dukungan terhadap paham Marhaenisme Sukarno dan membiarkan partainya berkembang. Ia berhasil menjadi Sekjen PKI, dan belakangan Ketua. Di bawah kepemimpinannya, PKI menjadi partai komunis ketiga terbesar di dunia, setelah Uni Soviet dan RRC. Ia mengembangkan sejumlah program untuk berbagai kelompok masyarakat, seperti Pemuda Rakyat, Gerwani, Barisan Tani Indonesia (BTI), Lekra, dan lain-lain.
Dalam kampanye Pemilu 1955, Aidit dan PKI berhasil memperoleh banyak pengikut dan dukungan karena program-program mereka untuk rakyat kecil di Indonesia. Dalam dasawarsa berikutnya, PKI menjadi pengimbang dari unsur-unsur konservatif di antara partai-partai politik Islam dan militer. Berakhirnya sistem parlementer pada tahun 1957 semakin meningkatkan peranan PKI, karena kekuatan ekstra-parlementer mereka. Ditambah lagi karena koneksi Aidit dan pemimpin PKI lainnya yang dekat dengan Presiden Sukarno, maka PKI menjadi organisasi massa yang sangat penting di Indonesia.
  

Kematian dan Kontroversi

Ada beberapa versi tentang kematian DN Aidit ini. Menurut versi pertama, Aidit tertangkap di Jawa Tengah, lalu dibawa oleh sebuah batalyon Kostrad ke Boyolali. Kemudian ia dibawa ke dekat sebuah sumur dan disuruh berdiri di situ. Kepadanya diberikan waktu setengah jam sebelum "diberesi". Waktu setengah jam itu digunakan Aidit untuk membuat pidato yang berapi-api. Hal ini membangkitkan kemarahan semua tentara yang mendengarnya, sehingga mereka tidak dapat mengendalikan emosi mereka. Akibatnya, mereka kemudian menembaknya hingga mati. versi yang lain mengatakan bahwa ia diledakkan bersama-sama dengan rumah tempat ia ditahan. Betapapun juga, sampai sekarang tidak diketahui di mana jenazahnya dimakamkan.
Selain kematiannya, kelahiran Aidit pun bermacam-macam versi. Beberapa mengatakan Aidit kelahiran Medan, 30 Juli 1923 dengan nama lengkap Dja'far Nawi Aidit. Keluarga Aidit konon berasal dari Maninjau, Sumatera Barat yang pergi merantau ke Belitung. Namun banyak masyarakat Maninjau tidak pernah mengetahui dan mengakui hal itu.

Jumat, 18 Februari 2011

Michael Jordan

Michael Jeffrey Jordan (born February 17, 1963) is a former American professional basketball player, active businessman, and majority owner of the Charlotte Bobcats. His biography on the National Basketball Association (NBA) website states, "By acclamation, Michael Jordan is the greatest basketball player of all time."[1] Jordan was one of the most effectively marketed athletes of his generation and was instrumental in popularizing the NBA around the world in the 1980s and 1990s.
After a standout career at the University of North Carolina at Chapel Hill, where he was a member of the Tar Heels' National Championship, Jordan joined the NBA's Chicago Bulls in 1984. He quickly emerged as a league star, entertaining crowds with his prolific scoring. His leaping ability, illustrated by performing slam dunks from the free throw line in slam dunk contests, earned him the nicknames "Air Jordan" and "His Airness". He also gained a reputation for being one of the best defensive players in basketball.[2] In 1991, he won his first NBA championship with the Bulls, and followed that achievement with titles in 1992 and 1993, securing a "three-peat". Although Jordan abruptly retired from basketball at the beginning of the 1993–94 NBA season to pursue a career in baseball, he rejoined the Bulls in 1995 and led them to three additional championships (1996, 1997, and 1998) as well as an NBA-record 72 regular-season wins in the 1995–96 NBA season. Jordan retired for a second time in 1999, but returned for two more NBA seasons from 2001 to 2003 as a member of the Washington Wizards.
Jordan's individual accolades and accomplishments include five MVP awards, ten All-NBA First Team designations, nine All-Defensive First Team honors, fourteen NBA All-Star Game appearances, three All-Star Game MVP awards, ten scoring titles, three steals titles, six NBA Finals MVP awards, and the 1988 NBA Defensive Player of the Year Award. He holds the NBA records for highest career regular season scoring average (30.12 points per game) and highest career playoff scoring average (33.45 points per game). In 1999, he was named the greatest North American athlete of the 20th century by ESPN, and was second to Babe Ruth on the Associated Press's list of athletes of the century. He was elected to the Basketball Hall of Fame on April 6, 2009 and was inducted on September 11, 2009.[3]
Jordan is also noted for his product endorsements. He fueled the success of Nike's Air Jordan sneakers, which were introduced in 1985 and remain popular today.[4] Jordan also starred in the 1996 feature film Space Jam as himself. He is the majority owner and head of basketball operations for the NBA's Charlotte Bobcats; he recently won a bidding war to buy controlling interest in the team from founding owner Robert L. Johnson.

Honors and awards